16 October 2014

Rawat Kulit Wajah Dengan Masker Kacang Hijau Sariayu

Sebagai wanita yang sudah memasuki usia 40 tahun, terus terang perubahan kulit wajah menjadi satu hal yang agak saya kuatirkan. Bukannya takut menjadi tua, tapi saya yakin semua wanita pasti ingin kulitnya tetap kencang dan tidak kusam. Syukur-syukur kelihatan cerah buat mengkamuflase kerutan-kerutan yang mulai terlihat.

Selama ini, untuk perawatan kulit wajah, saya cukup standar. Bersihkan muka sepulang dari aktifitas di luar rumah. Pembersih, penyegar, dan facial foam sudah cukup bikin saya merasa segar. Tapi saya tahu, kulit wajah nggak cukup hanya sebatas merasa segar. Harus dijaga juga kekencangannya. Biar selalu disayang soulmate tentunya.^^

Beruntung saya menemukan Masker Kacang hijau dari Sariayu. Selama ini, masker yang saya tahu dibuat dari buah-buahan seperti Alpukat, Wortel, Tomat, Bengkuang dan lain-lain. Nah, begitu melihat gambar Kacang Hijau di bungkusan maskernya, saya langsung tertarik. Apalagi diperkaya dengan ekstrak daun pegagan, allantoin dan madu.

Daun Pegagan bukan daun yang asing buat saya. Ibu saya selalu mengkonsumsinya untuk lalap ditambah sambel sebagai teman makan nasi. Katanya, selain untuk daya ingat juga membuat awet muda. Nggak heran di usianya sekarang, 72 tahun, kulit Ibu masih tetap kenyal dan sehat.

Jadi berkaca dari pengalaman Ibu saya, rasanya cocok banget kalau daun pegagan dijadikan bahan campuran masker. Unik dan berkhasiat.

Nah, karena kandungan masker ini  unik, saya pun langsung coba. Cara memakainya cukup mudah. Masukkan ke dalam wadah yang sesuai, terus tambahkan air secukupnya sampai mengental seperti pasta. Setelah itu, oleskan pada wajah yang sudah dibersihkan sebelumnya. Ratakan kecuali kulit sekitar mata dan bibir. Lalu diamkan 10 sampai 15 menit. Setelah mengering bersihkan dengan air hangat.

campur dengan air sampai mengental

Selesai membersihkan wajah dengan washlap,  saya perhatikan kulit wajah saya di cermin. Hm.. terlihat bersih dan cerah. Selain itu kulit terasa ringan dan lebih kencang. Ini pasti karena sel-sel kulit mati yang ada di wajah saya sudah tereliminasi. Jadi kusamnya bener-bener hilang.
Ya, tentu saja karena Masker Kacang Hijau ini  memang membantu merawat kekencangan kulit wajah dan regenerasi sel kulit. 
Jadi setelah mencoba  masker Kacang Hijau Sariayu ini,  saya memutuskan untuk memasukkan masker ini ke dalam list perawatan wajah. Biar kulit wajah selalu  tampak muda.^^






12 October 2014

Cegah Kanker Payudara Sejak Dini

Jumat tanggal 3 oktober 2014 lalu, bertempat di Hongkong Cafe Sarinah-jakarta Pusat,  Blogdetik, Garda Oto yang menghadirkan Pak Iwan Pranoto sebagai Manager Communication & Event Asuransi Astra, Dr. Dody Parmadi , Komunitas Love Pink  yang berbagi pengalaman yaitu mbak Shanty dan mbak Heni. Menggelar event 'Jakarta Goes Pink'. Sebagai wujud kepedulian untuk memperingati bulan Oktober sebagai  bulan kesadaran akan bahaya kanker payudara.
Jujur, saya sendiri baru mengetahui bulan kesadaran kanker payudara ini disebut Octobreast. Telat banget ya? maafkan, saya..

Dr. Dody Parmadi menjelaskan saat ini jumlah penderita kanker payudara terus bertambah. Bukan hanya wanita dewasa, tapi juga menyerang kepada wanita di bawah usia tiga puluh tahun. Sangat memprihatinkan ya, usia muda ternyata tidak menutup kemungkinan untuk terserang.
Lantas, apa ya penyebab utama seseorang bisa terkena kanker payudara?
Penyebab utamanya selain faktor keturunan juga gaya hidup. Seringkali gaya hidup seperti  kebiasaan makan makanan berlemak, mengandung pengawet, atau makanan yang banyak mengandung karsinogen sebagai faktor pencetus timbulnya sel-sel kanker, juga kebiasaan merokok aktif maupun pasif, minum alkohol atau seringnya mengalami stress. 
Jadi sekalipun pola makan kita selalu makanan yang sehat, bila gaya hidup atau lingkungan kita buruk seperti misalnya berdampingan dengan orang yang selalu mencekoki kita dengan asap rokok, resiko untuk terkena kanker payudara menjadi tak terelakkan.

Hal ini terjadi pada  mbak Shanty dan mbak Heni, Survivor Breast Cancer dari Komunitas Love Pink yang membagi pengalamannya tentang kisah vonis kanker payudara yang diterimanya. 
Rasanya saya tak kuasa menahan air mata yang meleleh dari sudut mata. Vonis  itu membuat dunia mereka serasa runtuh sesaat.  Kehilangan kepercayaan diri, tapi beberapa saat kemudian tersadar dan harus mengumpulkan kekuatan untuk bangkit dan mengatasi masalah. Mereka harus menghadapi dan melawan sel-sel kanker itu demi keluarga yang dicintai. Demi anak-anak. Meski harus kehilangan harta benda untuk membiayai pengobatan. Ya, di sinilah pentingnya untuk menyiapkan asuransi kesehatan yang bisa mencover semua keperluan pengobatan, baik itu untuk penyakit kanker atau yang bukan kanker. Memang tak ada satu orang pun di dunia ini yang ingin mengalami vonis seperti yang dialami mbak Shanty dan mbak Heni. Tapi tak ada salahnya juga untuk menyisihkan biaya untuk asuransi kesehatan.

Berbekal pengalaman hidup dengan kanker payudara ini, mbak Shanty dan mbak Heni menerangkan dengan panjang lebar tentang apa yang harus diwaspadai untuk mendeteksi keganjilan yang ada pada payudara. Salah satunya cara  sederhana dan mudah dilakukan  di rumah adalah SADARI. Periksa Payudara Sendiri.
Cukup lakukan pemeriksaan sekitar 7 hari setelah menstruasi. Pada masa ini, kelenjar-kelenjar yang tidak normal akan terasa jelas. Lakukan perabaan pada area seputar payudara dengan menggunakan jari telunjuk, jari tengah dan jari manis secara bersamaan. Lakukan perabaan dengan cara memutar, menyamping ke kiri dan ke kanan  secara merata sampai terasa ada atau tidaknya benjolan baik itu statis ataupun tidak. Bila terasa menetap dan tidak bergerak, cepat lakukan pemeriksaan ke dokter.

Selain melakukan SADARI, ada hal lain yang juga patut kita jadikan pegangan sebagai alarm untuk mewaspadai ada tidaknya sel-sel kanker payudara. Bisa dilihat dari  perubahan pada kulit sekitar payudara. Jika ada bagian yang menebal atau terlihat berkerut seperti kulit jeruk, atau bahkan puting tertarik ke dalam dan puting mengeluarkan cairan, jangan buang waktu lagi, segera ke dokter. Jangan takut atau ragu. Karena sel-sel kanker sangat cepat berkembang. Hanya dalam hitungan hari sel itu sanggup untuk menjalar ke bagian tubuh yang lain. 

Mbak Shanty dan mbak Heni juga bercerita tentang komunitas Love Pink yang selalu merangkul teman-teman warrior (demikian mereka menamakan orang yang hidup dengan kanker) untuk selalu menebar aura positif kepada sesama anggota komunitas atau lingkungannya. Berbagi semangat hidup dan keceriaan agar vonis kanker tak menyurutkan langkah untuk terus mendapatkan kesembuhan.
Melihat foto-foto aktifitas mereka yang tersaji di layar, membuat saya bisa merasakan kehangatan semua anggota komunitas Love Pink. Semua ceria dan penuh cinta.



Memasuki sesi terakhir, Pak Iwan Pranoto menyatakan kepedulian Garda Oto lewat Garda Medika produk asuransi kesehatan dari Asuransi Astra yang mendukung penuh kegiatan Jakarta Goes Pink dengan mengadakan roadshow agar bisa menyentuh kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi sejak dini untuk mencegah kanker payudara. Malam itu Garda Medika membagikan hand band #Octobreast sebagai bentuk kepedulian kepada orang-orang yang kita cintai, Ibu, Istri, Kakak, Adik, Teman. Bahwa kita peduli dan mencintai mereka. Kita ingin mereka tetap sehat, jauh dari kanker payudara.

Ya, kanker memang penyakit berbahaya, tapi bukan tak mungkin untuk disembuhkan. Berjuang terus dan tebarkan semangat kepada sekitar kita. Lakukan deteksi dini untuk mencegahnya. Lebih cepat, lebih baik.
Lakukan, karena kita mencintai mereka.

Love Pink.



11 October 2014

PEKAN CITA RASA, "LA SEMAINE DU GOUT" 2014

Pernahkah teman-teman membayangkan 19 Chef Prancis dan Indonesia turun bersama dalam workshop memasak  di beberapa sekolah yang ada di Jakarta?
Kalau belum pernah, berarti kita sama. Saya juga baru tahu kalau acara yang disebut "Semaine du gout" atau Pekan Cita Rasa ini ternyata sudah memasuki tahun kedua.


Acara yang diselenggarakan oleh Institut Prancis di Indonesia ini, dilakukan secara serentak baik di Prancis mau pun di beberapa negara lainnya. Pekan Cita Rasa atau PCR ini adalah sebuah tradisi baru  di Prancis yang digagas oleh seorang jurnalis kuliner Jean Luc Petitrenaud pada tahun 1990. Tradisi baru ala Prancis ini dirancang agar para Chef dan profesional di bidang kuliner dapat menularkan passion mereka kepada juniornya. Konsep semacam ini telah diadaptasi di berbagai belahan dunia seperti Tiongkok, Jepang, Australia, Spanyol dan Malaysia.

Pada kesempatan kedua ini, PKC yang mengambil tema "educating the youngest to taste" merangkul 800 siswa di Jakarta dalam berbagai usia. Diharapkan dengan kegiatan seperti ini dapat menanamkan kecintaan pada dunia kuliner sejak usia muda. Baik itu dari segi ilmu, tehnik pengolahan dan penguasaan bahan makanan, hingga dapat membuat jenis makanan yang sehat.
Untuk SMK Jurusan Tata Boga yaitu SMK 27, SMK 30, SMK 37, SMK 57 serta satu Sekolah Tinggi Pariwisata (STP Sahid) akan dikunjungi langsung oleh Chef Jerome, Chef Vindex  yang akan mendampingi dan membagi ilmu mereka kepada seluruh siswa.

PKC tak  hanya membagi ilmu kepada siswa-siswi SMK saja. Siswa tingkat SD juga ikut serta. Chef Andini dan Chef Gerald akan mengunjungi Sekolah Prancis (Lycee Francais de Jakarta) dan SDIT Ar-Raudhah.

Nah, bagaimana dengan sekolah Junior?
Para Chef profesional ini juga merangkul mereka lho.. Ada Chef Gilles dan Chef Antoine yang akan mengenalkan dan mempraktikkan resep-resep unik yang mudah dibuat. Untuk siswa-siswa junior. Sekolah Prancis (lycee Francais de Jakarta) Cipete mengundang siswa-siswi SDIT Ar-Raudhah Bekasi ke IFI Salemba. Dengan kegiatan yang interaktif siswa-siswi junior ini akan mempunyai minat lebih pada dunia kuliner.

Berikut ini adalah jadwal untuk PKC 2014, yang di mulai tanggal 13 s/d 17 Oktober.

Senin: 13 Oktober 2014 Pukul; 08.00-11.00
SMK 27 Jakarta Pusat. Chef Alexandre (Amuz)
SMK 37 Pasar Minggu. Chef Jarome Laurent (Pullman Jakarta Indonesia)
SMK 57 Jatipadang       Chef Radian (Coquelicot)
SMK 30 Kebayoran Baru. Chef Vindex Tengker (The Dharmawangsa)

Selasa : 14 Oktober 2014. Pukul 08.00-11.00
SMK 37 Pasar Minggu Chef Odie Jamil (BYOD Patisserie)
SMK 57 Jatipadang   Chef Patrick Farjas (Retro Gourmet)
SMK 30 Kebayoran Baru. Chef Beni Harsono (Colete & Lola)
IFI Salemba  Chef Giller Marx (Amuz) Chef Antoine Audran (Potato Head)

Rabu : 15 Oktober 2014 : Pukul 08.00-11.00
French International School - Chef Andini Hariono
IFI Salemba  Chef Gerald Maridet (Pullman)
SMK 27 Pasar Baru  Chef Antoine Audran (Potato Head)
SMK 57 Jatipadang Chef Muhammad Aditya (Coleta & Lola)
SMK 30 Kebayoran Baru. Chef Julio (The Dharmawangsa)

Kamis : 16 Oktober 2014. Pukul: 08.00-11.00
IFI Wijaya - Gilles Marx (Amuz)
SMK 27 Pasar Baru.  Chef Dwi (Colette & Lola)
SMK 37 Pasar Minggu  Chef Gerald Maridet (Pullman)
SMK 57 Jatipadang   Chef Wita Griawati
SMK 30 Kebayoran Baru  Chef Arief (The Dharmawangsa)

Jumat :17 Oktober 2014 Pukul.08.00-11.00
SMK 27 Pasar Baru. Chef Jose Martin (Eric Kayser)
SMK 37 Pasar Minggu. Chef Ahmad (Colette & Lola)

Setelah mengamati jadwal kunjungan para Chef profesional ke sekolah-sekolah ini, rasanya bukannya tak mungkin ya, tahun-tahun yang akan datang makin banyak bermunculan penggiat dunia kuliner yang lahir dari event seperti ini. Selamat dan sukses untuk Pekan Cita Rasa. Sampai Jumpa di tahun berikutnya.

06 October 2014

Iwan sunito, sang raja property yang menginspirasi

Saya beruntung bisa menghadiri sharing session dengan seorang jurnalis senior, Hendromasto untuk bincang-bincang tentang  buku From Borneo to Bloomberg di Comma Co-working Space, One Walter Place. pada tanggal 26 september lalu.

Sebagai sahabat dari penulis buku inspiratif ini,  Hendromasto banyak bercerita tentang sosok Iwan Sunito. Seorang pengusaha property yang merajai Australia, pekerja keras yang meraih sukses dengan semangatnya. Sosoknya yang bersahaja, memang patut untuk di jadikan teladan. Apalagi kini ia sedang menjajaki untuk mengembangkan bisnisnya di Indonesia dengan tujuan agar dapat memajukan dunia property di tanah air.

Membaca buku from Borneo to Bloomberg ini, membuat kita sadar bahwa kesuksesan bukanlah suatu hal yang mustahil buat semua orang. Buku mungil yang di tulis dalam bahasa Inggris ini sangat menginspirasi, meski cerita tentang kisahnya belum terlalu banyak ia tulis, quotes yang ia sertakan di dalam buku ini dapat membangkitkan semangat untuk pembaca.



Iwan Sunito  lahir di Surabaya dan besar di Pangkalan Bun dan berasal dari keluarga sederhana. Berawal dari kenakalan masa-masa sekolahnya, hingga dirinya sempat tidak naik kelas, lalu kemudian mengalami koma dan melanjutkan pendidikan ke Australia, membuat Iwan Sunito harus menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.

Iwan Sunito yang tadinya hanya seorang pemuda  yang datang dari sebuah tempat terpencil, bisa menyelesaikan sekolahnya dan mendapat gelar Bachelor of Architecture, Honours and a Masters of Construction Management dari UNSW yang menjadi gerbang kesuksesannya untuk menjadi seorang pebisnis handal. Kendala-kendala seperti masalah bahasa yang sempat di alaminya di awal masa adaptasinya menjadi kenangan yang indah untuknya.  Siapa sangka ya, setelah mengalami begitu banyak hal,  ternyata Iwan malah menjadi The King of Property in Sidney.Yaa..,  nasib orang siapa yang tau..

Di buku yang di tulisnya ini, Iwan Sunito juga membagi tiga belas prinsip hidup yang selalu ia jalankan. Quotes atau kutipan yang merubah hidupnya, ia dapatkan melalui pengalamannya sendiri dan juga quotes dari orang lain yang ia sukai. Di antaranya:




Selain quotes yang ditulisnya, ternyata sosok Iwan Sunito yang sukses sebagai CEO, Crown Group  dan cukup aktif dalam berbagai kegiatan sosial ini, di nilai sebagai seorang suami dan ayah yang sangat mencintai keluarganya. Sampai saat ini ia masih meluangkan waktu untuk mengantar anak-anaknya ke sekolah.   Bisa membagi waktu untuk karier dan keluarga adalah kebahagiaan yang luar biasa untuknya.

Lewat  buku From Borneo to Bloomberg ini, Iwan Sunito berbagi semangat dan memberi motivasi bahwa sukses adalah milik semua orang yang mau berusaha dan mau bersungguh-sungguh. Tak peduli siapa dirimu, dari mana kamu berasal, dan apa latar belakang keluargamu.
Sukses adalah milikmu.. Kamu yang menentukan.