20 December 2017

IDGAI JAKARTA & LAZNAS BSM WUJUDKAN SENYUM SEHAT ANAK BANGSA, MENUJU INDONESIA BEBAS KARIES GIGI



Pernah merasakan sakit gigi?
Hiks, rasanya sedih banget, ya.. kalau lagi sakit gigi. Segala rasa seperti gigi ngilu, gusi senut-senut campur jadi satu. Kalau nggak bisa nahan sakit, menangis adalah satu-satunya cara untuk menumpahkan rasa sakit yang luar biasa. Kalau sudah begini, baru muncul penyesalan mengapa lalai memerhatikan kesehatan gigi. Baru sadar, betapa pentingnya anjuran dokter untuk memeriksakan gigi 6 bulan sekali. Nyesel udah cuek sama kesehatan sendiri. 

Nah, kalau kita yang dewasa  aja tersiksa ketika sakit gigi. kebayang nggak, kalau apa yang kita rasakan, dirasakan juga  oleh anak-anak? Duh, rasanya nggak tega yaa.. pasti mereka kesakitan banget!

Nggak bisa dimungkiri bahwa di negara kita, kesadaran untuk merawat kesehatan gigi masih belum merata. Masih banyak masyarakat yang belum sadar bahwa penyakit gigi dan mulut dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Kasihan kan, asupan nutrisi jadi terhambat. Padahal, masa depan bangsa, bergantung pada mereka, generasi yang akan datang. Generasi yang seharusnya tumbuh sehat, cerdas dan ceria.

Untuk mendukung pemerintah dalam mewujudkan Indonesia bebas karies tahun 2030. Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia - ( IDGAI), bekerjasama dengan Lembaga Amil Zakat Nasional - (LAZNAS BSM Umat), menggelar kegiatan Bakti  Sosial dengan tema : 
"Pengabdian Untuk Masyarakat IDGAI dan Laznas BSM - Senyum Sehat Anak Bangsa, Menuju Indonesia Bebas Karies Gigi
Bertempat di TMII, Anjungan Sulawesi Selatan, pada tanggal 17 Desember 2017 lalu, acara ini melibatkan 100 dokter gigi yang akan melakukan pemeriksaan gigi gratis sekaligus mengedukasi anak-anak tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi. 



PAGI CERIA DI TMII 




Pagi yang mendung mendadak ceria ketika 200 anak yatim dan dhuafa dari panti asuhan Yayasan Nurul Muttaqien, Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama dan juga Anak Dhuafa Binaan Laznas BSM Umat di Jakarta memasuki Anjungan Sulawesi Selatan TMII. Acara pagi itu nggak cuma fokus pada pemeriksaan gigi. Tapi juga ada pertunjukan sulap, cerita boneka, mewarnai dan dance Baby Shark. Pertunjukan yang menghibur ini diselipkan juga edukasi tentang bagaimana caranya merawat gigi. Selain itu banyak hadiah yang siap dibagikan kepada anak-anak yang berani maju ke pentas. Kebayang kan, suasana ceria yang tercipta.

Usai kegiatan hiburan, anak-anak dipandu untuk mengikuti pemeriksaan gigi di beberapa meja yang sudah disiapkan. Dokter gigi menyapa anak-anak dengan ramah. Untungnya anak-anak cukup santai dan senang.



Tuh, lihat aja.. nggak ada yang takut atau pun menangis. Hebat ya.. :)


Pemeriksaan dan perawatan gigi  berjalan tenang dan lancar. Pulangnya, anak-anak mendapatkan goodie bag yang bikin senyum mereka semakin ceria.

Semoga dengan pengalaman baik ini, anak-anak makin rajin merawat gigi ya..


PENTINGNYA MEMBANGUN KESADARAN MERAWAT GIGI SEJAK DINI


Menurut Ketua IGDAI, Dr. drg. Eva Fauziah Sp. KGA (K), orang tua seharusnya lebih memerhatikan kesehatan gigi dan gusi anak sejak dini. Jangan sampai terlambat. Kelalaian orang tua dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut anaknya dapat disebabkan oleh minimnya pengetahuan orang tua. Bakti sosial yang rutin diselenggarakan oleh IDGAI bermaksud untuk menanamkan kesadaran kesehatan gigi dan mulut pada seluruh masyarakat khususnya anak dan keluarga yang kurang mampu.

Senada dengan yang disampaikan dokter Eva,  Direktur Philanthropy LAZNAS BSM Umat, Rudi Irawan, juga menjelaskan, kegiatan ini diselenggarakan sebagai bagian dari kepedulian LAZNAS BSM Umat dan IDGAI Pengda DKI Jakarta terhadap kesehatan gigi. Diharapkan kegiatan ini dapat memberi manfaat kepada masyarakat.


pelepasan balon udara pertanda acara bakti sosial dimulai

Bakti sosial ini nantinya akan terus berlanjut, mengingat ini adalah bentuk upaya dukungan kepada program pemerintah, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang pada tahun 2015 lalu, menargetkan anak Indonesia usia 12 tahun bebas karies  (gigi berlubang) di tahun 2030 mendatang.

Kita juga bisa ikut mensukseskan target pemerintah ini lho. Caranya dengan mulai menumbuhkan kesadaran pada anak untuk menjaga kesehatan gigi. Mengurangi kebiasaan makan makanan yang manis dan rajin menyikat gigi. Dengan kebiasaan yang kita ajarkan, anak juga akan menjadi contoh bagi teman-temannya. Percayalah bahwa kebiasaan baik akan menular.

Semoga kelak, penyakit karies gigi bisa lenyap ya..










bm

Hai, terima kasih sudah mampir dan membaca tulisan saya. Have a Nice Day! Salam :)

2 komentar

Hai komentar kadang-kadang di moderasi untuk menghindari komentar spam ^^
Terima kasih sudah berkunjung ya.. :)

  1. Amin semoga karies gigi dan gigi berlubang pada anak-anak udah hilang tahun 2030. Saya termasuk concern banget sama kesehatan gigi anak-anak saya, Kalki dan Kavin selalu saya pastikan gosok gigi dan berkumur setelah sarapan dan sebelum tidur malam. Lagipula kalau makan manis-manis saya minta mereka untuk minum air putih setelahnya supaya zat gula tidak terlalu menempel di gigi mereka.
    Sayang memang kenyataannya gigi teman-teman Kalki di Paud banyak yang karies, sebagian besar anak-anak perempuan saja yang tidak karies sisanya hampir semua geripis karena karies.
    Kalau hasil pemeriksaan 200 anak-anak di acara IDGAI gimana, mbak? Apa sebagian besar gigi mereka sehat?

    ReplyDelete
  2. Wah, alhamdulillah ya Mba, anak-anak gak susah diajak merawat gigi. Soalnya kebiasaan yang kita tanamkan nantinya memang akan kebawa sampai dewasa. Kalau kita gak paksain nanti nyesel.. hehehe
    Oh ya, acara pemeriksaan giginya sukses dan berjalan lancar. Anak-anak sangat kooperatif. Saya perhatiin mereka gak ada yang takut. Rata-rata giginya sehat. Seneng deh, mereka udah punya kesadaran yang cukup tinggi. Semoga acara ini cepat berlanjut dan melibatkan lebih banyak anak-anak dari daerah lainnya. *Aamiin
    Salam buat buah hatinya ya Mba :) Terima kasih sudah berkunjung..

    ReplyDelete
avatar
Admin Sejenak Bercerita Online
Welcome to Sejenak Bercerita theme
Chat with WhatsApp