Citizen Journalist Academy 2017, Bersinergi untuk Ciptakan Jurnalis Berkualitas
Kadang saya suka nggak bisa menahan diri kalau mendengar suara news anchor yang super keren, baik itu secara langsung atau pun di TV. Penampilan, gesture, serta rasa percaya diri yang muncul membuat mereka terlihat "sesuatu" Rasanya langsung kagum. Sama juga sih, kayak dengerin suara penyiar di radio. Suara yang empuk dan enak didengar bikin informasi apapun yang disampaikan langsung nempel. Hahaha, gitu banget yaa..
Iya, begitulah.. suara punya daya tarik luar biasa.
Menjadi seseorang yang berkecimpung dalam dunia broadcasting tentunya harus memiliki modal yang komplit. Selain suara yang enak didengar (tapi kalau soal suara katanya bisa dilatih sih, jadi jangan takut kalau bersuara cempreng) wawasan luas, mau belajar dan cepat tanggap dengan situasi apapun. Karena kendala yang muncul, seringkali tak terduga. Tapi bonusnya, kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang hebat terbuka lebar, siapa yang nggak bangga kalau bisa ngobrol asik dengan kepala negara, orang-orang yang disegani dan nggak bisa ditemui oleh sembarang orang. Siapa yang gak bangga, haa? *hihihiii, maapkan saya yang terlalu bersemangat.. :D
Minat untuk menjadi bagian dari dunia jurnalistik ini ternyata sangat besar dan sangat membludak loh. Ini saya lihat langsung ketika saya dan teman-teman blogger memenuhi undangan dari Liputan 6 dan Indosiar untuk mengikuti acara Citizen Journalist Academy yang kali ini menggandeng Pertamina dengan tema " Energi Muda Pertamina" yang bertempat di The Ice palace, pada hari Kamis tanggal 27 Juli 2017. Ratusan mahasiswa yang sudah mendaftar secara online dan akan mengikuti wawancara, langsung memenuhi lokasi.. Persaingannya sangat ketat, karena dari ratusan yang mendaftar, kuota yang disediakan hanya untuk 90 orang. Tapi, meski harus berjuang menyisihkan peserta lainnya, mereka tetap semangat. Iya dong, anak muda harus semangat.
CITIZEN JOURNALIST ACADEMY - ENERGI MUDA PERTAMINA
Hadirnya Pertamina di Citizen Journalist Academy (CJA) tahun ini, tentunya memberikan nuansa berbeda. Apalagi, bertepatan dengan momen ulang tahun Pertamina yang ke 60. jadi makin berasa spesial karena Pertamina memang support banget dengan masa depan generasi muda. Kebayangkan, gimana jadinya sinergi yang dibangun dengan Liputan 6 dan Indosiar. Anak muda yang ikutan CJA akan mendapatkan banyak ilmu dari narasumber yang kompeten dibidangnya. Siap menjadi jurnalis yang berkualitas.
Eh, kepo deh.. mereka akan diajarin sama siapa sih?
Nah, ini dia yang menarik. Peserta yang terpilih untuk mengikuti CJA ini akan mendapatkan ilmu dari 7 coach yang kece-kece dan berpengalaman di bidangnya. Pokoknya bikin semangat deh. Hahaha.. serap ilmu sambil cuci mata ya..
Untuk kelas presenting, peserta akan dibimbing oleh Utrich Farza. Pengalamannya selama bertahun-tahun berkecimpung dalam dunia presenting akan dikupas secara mendalam. Peserta akan diberi bekal tentang bagaimana membuat audio dan visual yang baik. Bagaimana caranya supaya pesan atau informasi yang dibagikan kepada penonton, mengena, tanpa harus membuat kening berkerut.
Selain diajarin jadi presenter yang baik, ada coach yang akan sharing ilmu videography, konten yang menarik dan bisa dipertanggung jawabkan dan tentang public speaking juga. Semuanya akan diulas lengkap. Sekilas yang saya tangkap dari cerita tentang pengalaman para coach, dunia jurnalistik itu seru banget. Mereka dituntut mampu mengemas sebuah berita dengan sudut pandang yang berbeda. Diperlukan keahlian untuk menyajikan berita dengan gambar-gambar yang faktual. Menghadapi narasumber pun ada kalanya nggak selalu mulus. Ada kendala teknis yang kadang muncul tiba-tiba. Di sinilah perlunya menguasai seni berbicara alias public speaking. Seorang jurnalis harus mampu mengendalikan situasi. Jangan sampai narasumber jadi bete.
( hikz, coach.. saya boleh ikutan kelasnya ndak? *mulai iri ;)
( hikz, coach.. saya boleh ikutan kelasnya ndak? *mulai iri ;)
Oh iya, ini dia nih kakak coach yang keren-keren. Ada coach Utrich Farza, Nurul Cinta, Ryan wiedaryanto, Zulfikar Naghi, Danny Maulana, Angga Widodo dan coach public speaking Jemmy Darusman yang suaranya bagus banget. Rasanya pengen ngajak pulang,, hahahaa.
Puas dengan sharing ilmu dari kakak-kakak coach, acara dilanjutkan dengan narasumber dari Kitabisa.com. Udah pada tau belum? Ini semacam gerakan jurnalisme kebaikan. Kenalan dulu yuk..
Mungkin di antara teman-teman ada yang pernah dengar tentang website yang satu ini. Website ini mengakomodir kegiatan penggalangan dana secara online. Bahwa masih banyak orang-orang yang memiliki kepedulian kepada yang membutuhkan. Asiknya, siapapun bisa membantu. Semacam kegiatan gotong royong gitu deh, tapi secara online.
M. Alfatih Timur yang lebih akrab dipanggil mas Timmy adalah CEO & Co Founder kitabisa.com
Menurut cerita mas Timmy, udah banyak penggalangan dana yang berhasil dikumpulkan. Jumlahnya cukup menggembirakan. Campaignnya juga bermacam-macam. Ada donasi untuk bencana alam, panti asuhan, sekolah, kesulitan biaya pengobatan atau pembangunan rumah ibadah. Sebagai contoh, ketika ada penggalangan dana untuk pembangunan mesjid di Papua, dalam tiga hari terkumpul donasi sebesar 300 juta lebih. See, kebayangkan betapa kuatnya persatuan dan rasa persaudaraan di Indonesia.
Di kitabisa.com, semua proses penggalangan dana dilakukan secara transparan. Setiap pendonasi diberikan report update. Jadi nggak ada yang keselip. Yayasan Kitabisa tercatat di Kemenkumham, mendapat izin PUB (Penggalangan Uang dan Barang) dari Kemensos dengan SK Menteri no. 478/HUK-PS/2017, dan diaudit oleh kantor Akuntan Publik dengan hasil wajar tanpa pengecualian.
Puas dengan sharing ilmu dari kakak-kakak coach, acara dilanjutkan dengan narasumber dari Kitabisa.com. Udah pada tau belum? Ini semacam gerakan jurnalisme kebaikan. Kenalan dulu yuk..
JURNALISME KEBAIKAN KITABISA.COM
Mungkin di antara teman-teman ada yang pernah dengar tentang website yang satu ini. Website ini mengakomodir kegiatan penggalangan dana secara online. Bahwa masih banyak orang-orang yang memiliki kepedulian kepada yang membutuhkan. Asiknya, siapapun bisa membantu. Semacam kegiatan gotong royong gitu deh, tapi secara online.
M. Alfatih Timur yang lebih akrab dipanggil mas Timmy adalah CEO & Co Founder kitabisa.com
Menurut cerita mas Timmy, udah banyak penggalangan dana yang berhasil dikumpulkan. Jumlahnya cukup menggembirakan. Campaignnya juga bermacam-macam. Ada donasi untuk bencana alam, panti asuhan, sekolah, kesulitan biaya pengobatan atau pembangunan rumah ibadah. Sebagai contoh, ketika ada penggalangan dana untuk pembangunan mesjid di Papua, dalam tiga hari terkumpul donasi sebesar 300 juta lebih. See, kebayangkan betapa kuatnya persatuan dan rasa persaudaraan di Indonesia.
Di kitabisa.com, semua proses penggalangan dana dilakukan secara transparan. Setiap pendonasi diberikan report update. Jadi nggak ada yang keselip. Yayasan Kitabisa tercatat di Kemenkumham, mendapat izin PUB (Penggalangan Uang dan Barang) dari Kemensos dengan SK Menteri no. 478/HUK-PS/2017, dan diaudit oleh kantor Akuntan Publik dengan hasil wajar tanpa pengecualian.
Trus, untung mengurus campaign sebanyak itu, Kitabisa dapat dana dari mana dong?
Kitabisa menetapkan biaya administrasi platform sebesar 5% dari dana yang terkumpul. Tapi ada pengecualian untuk penggalangan dana kategori bencana alam dan zakat yang dinisiasi oleh lembaga resmi/ NGO, tidak dikenakan biaya, alias 0%.
Hm, melihat apa yang sudah digagas oleh mas Timmy, tentunya bikin kita bangga ya, trus pengen jadi donatur juga. Pokoknya sekecil apapun donasi yang kita beri, akan sangat berarti bagi yang menerimanya.
Teman-teman yang pengen tau lebih jauh tentang Kitabisa, silakan langsung ke website-nya aja ya..
BELAJAR DARI PENGALAMAN INDRA YUDHISTIRA
Mendengar berbagai cerita dan proses kreatifnya dalam berkaya, Indra Yudhistira, Direktur Produksi Indosiar ini, jelas banget menggambarkan bahwa dirinya pantang menyerah. Kegagalan nggak lantas membuatnya berhenti. Malah semakin giat untuk mencari hal-hal baru yang disukai oleh penonton. Seperti yang dilakukannya belakangan ini, acara Dangdut Akademi dan beberapa acara lainnya sukses diterima masyarakat. Sebelum bergabung dengan Indosiar, Trans TV dan Kompas adalah tempatnya menelurkan karya-karya hebatnya. Oh ya, ada yang masih ingat dengan kemegahan acara pembukaan dan penutupan SEA GAMES di Palembang yang melibatkan ribuan pendukung acara, baik itu penari , pemain musik bahkan Susi Susanti, Mas Indra inilah orangnya. Kemaren sempat diputarkan lagi videonya. Seisi ruangan senyap. Takjub melihat keindahan yang berhasil beliau ciptakan.
"Duh, Mas Indra.. jempol tangan ini rasanya kurang untuk menunjukkan betapa saya mengapresiasi karya mu.. "
Dengan semangatnya untuk terus memberikan karya terbaik, tentunya menjadi inspirasi bagi kaum muda yang ada di acara waktu itu. ((termasuk saya- MUDA)) ..
Acara CJA yang saya hadiri kali ini memberikan banyak sekali ilmu yang bermanfaat. Rasanya nggak mau pulang. Ingin terus menimba ilmu dari mereka.
Sukses untuk semua peserta yang berhasil lolos mengikuti acara bergengsi ini ya..
Selamat buat kalian.. Jangan lupa buat yang ada di Semarang dan Balikpapan. Siap-siap menuju final.
(sebagian peserta CJA - Jakarta ) |
#EnergiMudaPertamina
keren, ada Citizen Journalist Academy
ReplyDeletesemoga ada blogger yang ikutan bisa menang ya hehehe
wahh seru kalau bisa dpet ilmu nya
ReplyDeleteCongrats buat peserta yg lolos ya smoga bs mengaplikasikannya lagi di dunia jurnalistik
ReplyDelete