11 February 2020

LAKUKAN HAL INI UNTUK CEGAH KANKER SEJAK DINI




Teman-teman tahu nggak, kalau tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia?
Sejujurnya, saya juga nggak begitu hapal, sih. Tapi, karena di depan Kemenkes selalu dipasang spanduk-spanduk tentang hari-hari peringatan dan info kesehatan yang sangat penting, setiap lewat di depannya, saya jadi tahu, apa-apa aja yang sedang dikampanyekan, untuk disebar luaskan kepada masyarakat. 

Seperti tanggal 4 Februari 2020 lalu. Beruntung sekali saya dan teman-teman blogger dapat mengikuti Pertemuan Social Media Influencer, yang diadakan di Manhattan Hotel, Kuningan - Jakarta Selatan.

Acara ini menghadirkan narasumber ahli yang banyak sekali memberikan fakta-fakta seputar kanker. Di antaranya Direktur P2PTM, dr. Cut Putri Arianie, MHKes, Prof Dr dr Soehartati A, Gondhowiardjo, Sp.Rad(K)OnkRad, dr. Aldrin Panca Putra, Sp.Ak Dan juga sharing dari Mbak Friska Batubara, tentang pengobatan yang dijalani sang Papa, mantan menteri Kosmas Batubara, di Rumah Sakit di Indonesia.




Penyakit tidak menular yang disebut kanker ini merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya sel/jaringan abnormal yang bersifat ganas. Tumbuh dengan cepat dan tidak terkendali hingga kemudian menyebar ke tempat lain dalam tubuh si penderita. Sel kanker bersifat ganas dan menginvasi serta merusak sel-sel normal di sekitarnya, sehingga merusak fungsi jaringan tersebut.

Bahayanya, penyakit kanker merupakan penyebab kematian kedua terbesar di dunia. Lebih dari 18 juta orang terdiagnosis kanker dan 9,6 juta orang meninggal akibat kanker di setiap tahunnya. Diperkirakan, pada tahun 2040 nanti, akan mengalami peningkatan menjadi 28,5 juta orang. Bisa dibayangkan betapa menakutkannya.


FAKTOR RISIKO PENYAKIT KANKER


Munculnya penyakit kanker, tentunya karena adanya faktor risiko yang  membuat kondisi tubuh menjadi rentan untuk terkena kanker. Berikut ini adalah faktor risiko yang mulai saat ini harus kita hindari. Di antaranya :


  • Makanan yang kontak dengan zat-zat kimia, yaitu 6P : Penyedap, Perasa, Pengawet, Pengasinan dan Pengasapan
  • Polutan
  • Diet tidak seimbang, rendah serat dan tinggi lemak
  • Kurangnya aktivitas fisik
  • Paparan asap rokok dan produk tembakau
  • Paparan lingkungan berbahaya
  • Konsumsi alkohol
  • Perilaku seksual yang berisiko
  • Paparan sinar ultraviolet
  • Heriditas atau keturunan

Bila melihat faktor risikonya, beberapa tentunya mungkin kita lakukan tanpa sadar ya. Seperti diet tidak seimbang, kurang gerak, paparan sinar ultraviolet dan kontak dengan zat kimia, dan lainnya.


Kondisi ini, membuat kita luput untuk melakukan deteksi dini. Padahal deteksi dini terbukti dapat membantu penanganan lebih cepat.

Menurut data yang dikeluarkan oleh WHO (Globocan 2018) menyebutkan terdapat sekitar 348.809 kasus baru kanker, dan angka kematian mencapai 207.210 untuk wilayah Indonesia. Ini disebabkan karena sebagian besar (sekitar 65%) pasien datang berobat pada saat sudah berada di stadium lanjut. Ini membuat penanganan yang diberikan, lebih bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup atau paliatif dibandingkan dengan tujuan mengontrol kanker dan mencegah penyebaran.

Andainya, penyakit diketahui lebih awal, banyak nyawa yang bisa diselamatkan.

Ya, itulah  fakta yang sedang terjadi, di tengah masyarakat saat ini. Apalagi Stadium awal kanker, tumbuh setempat dan tidak menimbulkan keluhan ataupun gejala yang dirasakan. Ini yang menyebabkan orang tidak menyadari sudah terkena kanker dalam tubuhnya, hingga bertahun-tahun kemudian, kesehatan mulai terganggu dan terlambat mendapat penanganan.

Nah, sebagai panduan, ada 7 hal yang harus diwaspadai dan diperhatikan. Bila sedang merasakan gangguan kesehatan seperti di bawah ini, segera periksakan ke dokter untuk memastikan ada tidaknya kanker.




JENIS-JENIS KANKER


Sebenarnya ada banyak jenis kanker yang menyerang siapa saja, baik pria, wanita bahkan anak-anak sekalipun. Tanpa memandang usia. 

Beberapa jenis kanker yang menyerang pria di antaranya, kanker paru-paru, kanker kolorektal, kanker prostat, kanker hati dan nasopharing. Kanker paru merupakan kasus kanker terbanyak pada pria dan menduduki urutan ke 4 terbanyak pada perempuan. Lebih dari 20% kematian kanker disebabkan karena merokok dan 70% akibat kanker paru. Kanker ini merupakan penyebab kematian utama baik pria maupun wanita. 

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa pada tahap awal, kanker tidak menunjukkan gejala, kanker paru hanya akan muncul ketika perkembangan kanker telah mencapai suatu tahap tertentu.  Untuk mengetahuinya bisa dengan melakukan foto rontgen paru atau dengan metode MSCT Low Dose (Multi Slice CT Low Dose)
Namun kita bisa mewaspadai bila ada gangguan seperti :

  • Batuk-batuk dengan atau tanpa dahak
  • Batuk darah
  • Sesak napas
  • Suara serak
  • Sakit dada
  • Sukar menelan
  • Benjolan di pangkal leher
  • Sembab di muka dan keher, kadang disertai sembab lengan dengan rasa nyeri yang hebat
Dan gejala yang tidak khusus seperti :

  • Berat badan berkurang
  • Nafsu makan hilang
  • Demam hilang timbul
  • Sindrom paranegolastik
Biasanya, kanker paru dialami oleh pria usia 40 tahun dan merupakan perokok aktif atau pasif yang bekerja atau tinggal di lingkungan dengan paparan karsinogen tinggi. Selain itu bisa disebabkan faktor genetik atau riwayat kanker paru dalam keluarga.

Sebagai pencegahan, hindari faktor risiko kanker paru, hindari asap rokok, berhenti merokok, makan makanan sehat dan berolahraga secara teratur.


KANKER LEHER RAHIM 


Kanker leher rahim, adalah kanker nomor 2 terbanyak yang dialami wanita di Indonesia, dengan kasus baru sebesar 23,4 per 100.0000 penduduk. Faktor risiko kanker leher rahim adalah karena Human Papilloma Virus (HPV), yang mudah ditularkan melalui kontak seksual.

Berikut ini adalah faktor risiko yang menyebabkan kanker leher rahim.

  • Menikah atau mulai melakukan aktivitas seksual di  usia muda di bawah usia 20 tahun
  • Berganti-ganti pasangan seksual
  • Melakukan hubungan seks dengan pria yang sering berganti-ganti pasangan
  • Riwayat infeksi di daerah kelamin atau radang panggul (IMS)
  • Perempuan yang melahirkan banyak anak
  • Merokok atau terpapar asap rokok
  • Memiliki riwayat keluarga dengan kanker
  • Kurang menjaga kebersihan alat kelamin
  • Adanya riwayat tes pap yang abnormal sebelumnya
  • Penurunan kekebalan tubuh, misalnya karena HIV/AIDS dan penggunaan obat-obatan kortikosteroid jangka panjang

Untuk gejala yang harus diwaspadai adalah :

  • Haid tidak teratur
  • Nyeri panggul
  • Nyeri saat berhubungan seksual
  • Keputihan atau keluar cairan encer putih kekuningan bercampur darah seperti nanah
  • Pendarahan spontan tidak pada masa haid/diantara menstruasi
  • Pendarahan pada masa menopause


Pencegahan dapat dilakukan adalah dengan menghindari faktor risiko, dan dengan melakukan vaksinasi HPV. Dan melakukan deteksi dini dengan metode papsmear atau IVA, yang dapat dilakukan di puskesmas terdekat atau fasilitas pelayanan kesehatan primer yang memiliki sarana dan prasarana yang lengkap dan terlatih.


Kanker dapat dikatakan sebagai penyakit yang disebabkan oleh gaya hidup, karenanya kita dapat mencegahnya, dengan melakukan gaya hidup sehat dan menghindari faktor risikonya. Lakukan deteksi dini seperti pada kanker leher rahim, dengan pemeriksaan IVA dan Papsmear rutin, dan SADARI untuk mencegah kanker payudara. Dengan pemeriksaan dini, kita dapat mengetahui perubahan yang terjadi pada tubuh.

Lebih cepat diketahui, lebih cepat juga penanganan yang dapat dilakukan hingga kita bisa terhindar dari bahaya kanker.







06 February 2020

FILM NIKAH YUK! BUAT KAMU YANG LELAH DITANYA KAPAN NIKAH




"Nikah itu bisnis! Hubungan keduanya haruslah saling menguntungkan.
  Kalau salah satunya aja yang bahagia, buat apa menikah?"

Kira-kira, begitulah secuplik dialog yang saya ingat ketika menonton screening film Nikah Yuk! yang akan tayang serentak di tanggal 6 Februari 2020. Percakapan ini terjadi ketika Arya mengajak pacarnya menikah.

Memang nggak semua orang serealistis itu. Cinta membuat sebagian orang bahkan rela jadi bucin alias budak cinta, asalkan pasangannya bahagia. Cinta itu nggak mikirin untung rugi. Karena memang bukan jual beli.

Ya, topik pernikahan memang selalu seru untuk dibahas. Terlepas dari hambatan-hambatannya, pernikahan bahagia adalah sebuah goals yang menjadi dambaan setiap orang. Apalagi menikah adalah sebuah jalan untuk menyempurnakan ibadah. Siapa sih, yang nggak pengen menikah? 

Tapi, di sisi lain, bagi orang yang belum siap menikah, entah itu belum punya pasangan atau karena hal lain, rasanya pasti sebel kalau ditanyain kapan nikah. Belum lagi orang tua yang udah mulai sering kasih kode. Pengen punya mantu lah, pengen nimang cucu lah. Jadinya, yang belum nikah makin bete. Trus pengen banget ketemu jodoh yang langsung bilang, "Nikah Yuk!" Hayuuk! #Eh


Karena desakan keluarga dan masyarakat inilah Lens Cinema mengangkat topik menikah untuk difilmkan. Nikah Yuk! merupakan film