31 March 2015

Semangkuk Ayam Impian

Resah, Danika meremas ujung celemek merah yang baru saja dikenakannya. Pikirannya mendadak tak karuan. Berusaha keras mengingat semua bumbu yang akan digunakan untuk membuat masakan saat final nanti, ternyata malah membuat rasa grogi kian menguasai. Suara Chef Stefano terasa makin samar di telinganya. Entah apa yang diucapkan Chef ganteng itu, hingga Tanpa sadar, tangannya semakin kuat meremas.

“Huuft, aku ini ngapain sih..?” gumam Danika dalam hati.

Seolah tersadar, gadis manis berambut sebahu itu berusaha kembali fokus. Menarik napas dalam-dalam, lalu merapikan bagian bawah celemeknya yang kusut akibat ulahnya. Bagaimanapun hari ini adalah hari yang sangat penting.

"Teeeeeeet..." suara bel panjang membuyarkan pikiran Danika. Riuh tepuk tangan penonton studio menggema. Cepat Danika membaca peraturan yang tadi diletakkan di atas meja. 

"Tantangan bahan utama untuk final hari ini adalah..... Ayaaaam" suara Chef Stefano menggema disambut dengan riuh sorak-sorai suporter.

Glek, Danika tercekat. Tak ada suporter, tak ada satu orang pun yang menyemangatinya hari ini. Entah apa yang ada dipikirannya sampai tak ada satu orangpun yang tahu tentang final kontes hari ini. 

"Ya, sudah.. aku pasti bisa!" bisik Danika pelan, seperti menyemangati dirinya sendiri.. 

Cepat Danika menyambar  potongan ayam di lemari pendingin, kemudian menuju rak bumbu dapur. Cabe merah, bawang merah, bawang putih, tomat, jahe, dan beberapa bahan lainnya. Mendadak bel berbunyi lagi, pertanda waktu untuk mengambil bahan sudah habis.

"Uuh, waktu rasanya cepat sekali!" Danika menyeka keringat di dahinya dengan tisu. Mencuci tangan dan mulai memotong ayam. Waktu setengah jam rasanya memang terlalu cepat untuk seorang tukang masak amatir seperti dia.

Di meja kiri dan kanan, saingannya sudah mulai menumis bumbu. Harum aroma bumbu memenuhi ruangan. Suara blender, percikan minyak, sendok yang beradu dengan wajan dan suara riuh penonton  membuat Danika bergidik. Tiba-tiba dirinya merasa kecil.
Sejenak, Danika merasa kehilangan energi. Ayam memang sudah dibumbui. Hanya saja, Danika kurang yakin dengan apa yang akan dimasaknya.

Bayangan Ibu melintas tiba-tiba. Satu hal yang membuatnya nekat mengikuti kontes memasak ini hanyalah Ibu. Danika harus memenangkan kontes ini untuk Ibu. Hanya ini jalan keluar satu-satunya agar Ibu dapat meneruskan usaha katering milik keluarganya.  Sejak Ayah meninggal, mereka tak punya usaha lain. Parahnya, Ibu baru saja ditipu oleh seorang temannya. Tagihan jadi menumpuk. Untuk sementara katering  terpaksa berhenti.

Tiba-tiba suara Chef ganteng itu memecah lamunan Danika.

"Sudah tahu, mau masak apa?" senyumnya melebar. Danika yakin, Chef ini pasti mencium ada yang tidak beres dengan dirinya.

"Hm.., sebenarnya sudah Chef. Hanya kurang yakin.." jawab Danika pelan. 

"Waktu tinggal sedikit, sebaiknya kembali fokus dan percaya diri. Kalau kamu punya impian, sebaiknya kamu pikirkan cara menggapainya. Yakin,  kamu pasti bisa!" ucap Chef Stefano sambil berlalu.

Danika mencerna kata-kata yang diucapkan Chef ganteng itu.
"Impian.., ya, hanya impian yang bisa membuat segalanya mudah." diliriknya jam besar yang tergantung di atas tiang penyangga ruangan. Lima belas menit lagi. Harapannya bergantung pada setiap detik yang akan terus maju. Sementara impiannya ada di menit ke enam belas. Saat semua proses sudah selesai dia perjuangkan.

Danika menumis bumbu cabe dan tomat. Bayangan ibu seolah menemaninya.
"Masaklah dengan hati bahagia.. " ucapan Ibu seperti mantera yang tiba-tiba datang pada saat dibutuhkan. Danika semakin mempercepat gerakannya. Ayam yang tadi sudah diungkep dengan bumbu andalannya sudah siap untuk dimasukkan ke bumbu tumisan. Tinggal memasukkan potongan daun bawang dan seledri utuh yang disimpul. Aroma ayam yang juicy berpadu dengan harumnya daun bawang yang di potong sepanjang tiga senti. Tak perlu waktu lama, Danika menata hidangannya di atas piring saji. Menambahkan garnis sedikit daun peterseli dan dua buah tomat cerry.

Danika baru menyadari riuh tepuk tangan penonton menggema begitu masakannya selesai. Ternyata fokus pada apa yang dikerjakan membuat kita melakukan sesuatu tanpa tekanan. Bayangkan andai saja tadi dia mendengar teriakan penonton seriuh ini, pasti Danika akan grogi setengah mati.

***

Detik-detik menjelang pengumuman pemenang adalah puncak dari semua penantian. Rasanya seperti padang tandus yang menunggu air hujan jatuh dari langit. Chef Stefano pandai sekali membuat suasana menjadi tegang. Danika tak berani berharap. Hanya bahagia sudah berusaha maksimal. Menang kalah, semua pasti sudah ada takdirnya.

"Pemenangnya adalaaah... Danika Putria.." suara Chef Stefano membuat ruangan meriah.
"Danika berhak mendapatkan uang tunai 10 Juta rupiah.."

"Ya, Tuhan.. Aku menaaaang!" Danika melompat-lompat penuh bahagia. Harapannya terkabul. Impiannya kini ada dalam genggaman.

Entah apa yang terjadi selanjutnya, Danika berlari kembali ke meja hidangan. Mengambil sebuah mangkuk dan mengambil sebagian masakannya untuk di bawa pulang.

"Chef.., ijinkan saya bawa pulang ayam impian ini untuk Ibu saya, ya.." Danika tersenyum malu.
Chef Stefano mengangguk sambil menyerahkan papan simbolis untuknya bertuliskan 10 Juta rupiah.
Ya... 10 Juta rupiah.

****






"














27 March 2015

Kenali TB, Yuk! ( Bagian 1 )

Peringatan Hari TB sedunia tanggal 24 Maret kemaren, mengingatkan saya tentang Workshop yang saya ikuti awal bulan lalu di Hotel Aston Tropicana Bandung. Jujur, sebelum ikut Workshop, saya cuma tahu sekilas tentang penyakit Tuberkulosis yang biasa disingkat TB. Yang biasa menyerang paru-paru dan selalu beresiko pada orang yang merokok. Ternyata saya salah. TB tak hanya menyerang paru-paru, tapi bisa menyerang organ tubuh lainnya seperti selaput otak,mata, hati, usus, kelenjar getah bening, tulang, kulit dan lainnya. TB bisa berakibat fatal kalau tidak segera ditangani. Bahkan bisa menyebabkan kematian.
Buat teman-teman yang belum tahu,  kita kenali seluk-beluk TB,yuk..
Semakin banyak yang mengerti, semakin mudah untuk menyebarkan informasi ke masyarakat luas.



Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Kuman ini ditularkan melalui udara, langsung dari penderita kepada orang yang berada disekitarnya melalui percikan air ludah atau dahak yang dikeluarkan pada saat batuk, bersin atau berbicara.

Bisa dibayangkan seandainya penderita tidak menyadari dirinya mengidap TB, lalu bergerak bebas ke berbagai area. Menularkan kepada orang dewasa dan anak-anak. 
Apalagi, dengan potensi seorang pengidap TB yang dapat menularkan 10 sampai 15 orang setiap tahunnya. Tanpa memandang usia, baik itu bayi baru lahir, orang tua dan juga ibu hamil. Kemudian orang yang tertular, menularkan juga kepada orang lain. Begitu terus sampai meluas.Bisa dibayangkan betapa banyak orang yang akan tertular.

Yang memprihatinkan,  saat ini Indonesia masuk dalam peringkat lima besar dunia, sebagai  negara dengan penderita TB terbanyak. Huuu, sedih rasanya. Hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat kita dalam melakukan pencegahan ataupun pengobatan yang seharusnya rutin dilakukan.
Selain itu, soal lingkungan tempat tinggal yang padat dan kebiasaan buruk lainnya  sangat memungkinkan untuk kuman TB berkembang. Padahal penyakit TB bisa disembuhkan.

~Apa yang harus dilakukan bila seseorang positif mengidap TB?

Hm, seringkali hal yang menyakitkan justru terjadi di lingkungan keluarga sendiri. Beberapa kasus, pasien TB malah dikucilkan. Bahkan tak bisa lagi beraktifitas seperti biasa. Padahal, pasien  TB butuh pengawasan dan disiplin untuk minum obat. Mengapa butuh kedisiplinan?
Karena pada tahap awal, pasien tidak boleh absen minum obat selama 6 sampai 8 bulan. Karena kuman TB tidak gampang mati seperti kuman lain. Jadi butuh waktu lama untuk melenyapkannya. Sekali saja pasien lupa minum obat, maka penyakitnya akan menjadi kebal terhadap obat. Status penyakit TB akan berubah menjadi TB- MDR atau Multi Drug Resistant Tuberculosis. Waktu pengobatan menjadi lebih lama, yaitu18-24 bulan, dengan obat yang berbeda ditambah dengan suntikan selama 6 bulan tanpa jeda.

Di sinilah pentingnya Pengawas Minum Obat atau PMO untuk seorang pasien TB. Selain untuk memastikan bahwa pasien benar-benar meminum obatnya, juga untuk mendampingi dan memberikan motivasi menuju kesembuhan. Apalagi obat yang diminum terkadang menimbulkan efek samping seperti mual, muntah, pusing, diare dan nyeri otot dan tulang. Bila tidak didampingi, pasien akan mudah menyerah untuk melanjutkan pengobatan.
PMO ini dapat direkrut dari kader, petugas kesehatan, anggota keluarga, kerabat dekat, teman atau tetangga. PMO diharapkan dapat menjadi sahabat bagi penderita TB sampai dinyatakan sembuh. Dan yang paling utama tentunya dukungan keluarga juga mempunyai peran penting bagi pasien untuk tetap semangat.

Gejala TB-MDR sama dengan gejala TB biasa, hanya kuman penyebabnya sudah kebal obat.
  • Batuk berdahak lebih dari dua minggu
  • Demam
  • Batuk darah
  • Nyeri di dada
  • Berkeringat di malam hari tanpa beraktifitas
  • Nafsu makan dan berat badan menurun

Bagaimana pencegahan penularan penyakit TB atau TB-MDR?

Seorang penderita TB harus mempunyai kesadaran dalam dirinya untuk:
  • Menutup mulut dan hidung dengan tisu atau sapu tangan ketika batuk atau bersin, kemudian membuangnya ke tempat sampah tertutup.
  • Tidak membuang ludah dan dahak ke sembarang tempat.
  • Menggunakan air dan sabun untuk mencuci tangan, kemudian keringkan.
  • Ketika kontak dengan orang lain gunakan masker yang disediakan.

Selain kesadaran pasien TB untuk disiplin minum obat dan menjaga diri agar tidak menularkannya pada orang lain. Masih ada yang dapat kita lakukan untuk mencegah berkembangnya kuman TB.
Yaitu dengan melakukan gaya hidup sehat. Di antaranya:
  • Makan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
  • Menjemur alas tidur agar tidak lembab
  • Membuka jendela agar rumah mendapatkan sinar matahari dan udara segar.
  • Olah raga teratur
  • Tidak merokok
  • Memberi suntikan BCG untuk anak di bawah 5 tahun
Dengan menerapkan gaya hidup yang sehat, tubuh kita akan memiliki daya tahan yang kuat untuk melawan penyakit. Resiko penyakit TB bisa kita hindari.

Dengan kesadaran bersama,  TB bisa dicegah, TB bisa disembuhkan.


#SahabatJKN #LawanTB