24 July 2012

Cerita Anak SMA, eh SMKK





Mengenang cerita waktu jadi anak SMA, eh anak SMKK, rasanya ada jiwa muda yang berteriak-teriak dari dalam hati. Meski aku sekolah di sekolah kejuruan , kenangan di sekolah itu, betul-betul kenangan manis yang tak mungkin dilupakan.
Merasakan sekolah di sekolah cewek tuh rasanya luar biasa.Meskipun ada juga beberapa anak cowok yang memilih jurusan boga, jumlah mereka paling tak sampai sepuluh orang.Mereka nyaris tenggelam di dalam lautan cewek-cewek. Tapi untuk bagian keamanan sekolah, mereka paling top deh. :) Ih,Jadi kangen sama mereka.

Oh ya, aku memilih jurusan Tata Busana. Dulu, aku pengen banget jadi perancang mode. Pokoknya udah kebayang aku bakal jadi pengusaha fashion. Meski sekarang nggak jadi desainer seperti dalam bayangan, setidaknya aku setia dengan ilmu yang aku dapat. Nggak melenceng. (memangnya kenapa kalo melenceng?hehehe,sok setia)
Jurusan Tata busana yang aku pilih memang jurusan yang asyik. Mulai dari belajar menjahit, pengenalan textil, desain, marketing, sampai peragaan busana hasil bikinan sendiri,semuanya jadi pelajaran yang asyik. Anehnya aku nggak ingat, dulu aku kebagian bikin baju apa. Nggak ada fotonya lagi. Padahal aku ingat dengan jelas teman-temanku memperagakan baju apa. Hm, sayang deh,kok aku bisa lupa ya?

Bicara soal serunya di sekolah cewek, bisa bikin geleng-geleng kepala. Lain waktu jadi murid yang patuh, eh lain waktu jadi murid yang bandel. Kalau lagi kumat bandelnya, satu kelas bisa mendadak cabut, pulang rame-rame dengan cueknya. Bikin guru kewalahan dan nggak bisa ngomong apa-apa. (Jangan di tiru ya?) Tapi, meski agak bandel, hubungan dengan wali kelas kok rasanya seperti sahabat ya? Kami sering ngumpul dan rujakan di rumah ibu wali kelas. Wali kelasnya baik sekali. Tapi nggak lama kemudian ibu itu meninggal. Kepergiannya membuat kami sangat sedih. Hm, selamat jalan bu Retno. Semoga Allah memberimu tempat yang indah disana...(Aamiin )

Selain penampakan sekolah yang terlihat asri, ada juga penampakan yang paling nggak enak, khususnya kalau  murid-murid cewek manjat pagar sekolah rame-rame. Sekolah kami cukup disiplin.Kalau datang terlambat biarpun cuma semenit, pagar sekolah pasti di gembok. Biarpun kita merayu-rayu dan memohon sama  Bapak penjaga yang pegang kunci, nggak bakal di bukain deh. Jadi harus berusaha naik meski pakai rok, harus lompat-lompat pula'. Bisa dibayangkan gimana hebohnya.
Penampakan yang nggak enak ini juga terjadi setiap hari senin, saat upacara bendera. Bedanya, pagar yang harus dinaikin adalah pagar belakang, yang lebih tinggi. Dengan keringat bercucuran, murid-murid yang terlambat saling bantu untuk memanjat pagar.  Kadang-kadang selamat. Tapi kalau pas lagi apes, di bawah pagar udah nunggu guru cowok yang langsung kasih perintah untuk bikin barisan kecil di sebelah peserta upacara. Barisan kecil ini nantinya akan dihukum jemur sambil menghormat bendera selama 30 menit.Whuahaha...,rasanya puanas banget deh. Aku pernah beberapa kali kena hukuman pak guru. *sekarang malu kalo diinget lagi.. :(

Hm, biarpun malu kalau inget kekonyolan waktu itu, tapi semua itu menjadi kenangan yang mungkin nggak kalah dengan Cerita Anak SMA lainnya. Masih banyak sih, kenangan lain yang nanti akan aku ceritakan. tentang guru kece gebetan murid-murid cewek, tentang ekstra kurikuler yang menyenangkan, tentang PKL. wah,pokoknya tenang aja ya, aku pasti bakal ceritain semuanya.Meski ini bukan Cerita Anak SMA, karena aku anak SMKK, yakin deh, ceritanya seru untuk disimak. Tapi, nggak bisa buru-buru ya..,harus nyuri waktu di antara pesanan mukena dan baju yang harus aku kebut. *lirik mesin jahit dan orderan yang menumpuk  ;)

Gayanya culun banget ya...,maklumlah tahun 90an :D


 Okey deh, sampai di sini dulu ya, sampai ketemu di cerita berikutnya ...
Salam,

15 July 2012

14/07/2012

Kemarin adalah hari istimewa dalam kehidupan rumah tangga kami.  Kami merayakan dua hari istimewa sekaligus. Hari ulang tahun kakak yang ke 10 dan hari ulang tahun perkawinan yang ke 11.
Biasanya, setiap ultah kakak tiba, dia selalu minta dibuatkan kue sesuai keinginannya.Aku juga selalu memenuhinya, dengan alasan hari itu kami merayakan dua hal yang istimewa di hari yang sama.Beberapa hari sebelumnya kami sudah buat kesepakatan tentang tema kue yang mau dibuat. Kali ini, kakak mau Rainbow Cake. Aku sudah nyari resepnya dan siap untuk dicoba.
Tapi sehari sebelum hari itu tiba, kakak malah berubah pikiran. Katanya nggak usah bikin apa-apa. 
Sedikit heran, aku menanyakan sebabnya. Dengan entengnya kakak bilang :
" Nggak usah bikin kue Ma, ulang tahunkan cuma masalah tambah umur..."
Deg...,ada sesuatu yang bergetar dalam hatiku. Rasanya, kalimat itu sangat bijak, sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Segera ku peluk dia dengan hati penuh syukur.Usia sepuluh tahun ternyata bisa membuatnya berubah dalam sehari.Ternyata tak hanya itu, kakak sekarang malah membantu mencuci piring dan merapikan kamarnya.Benar-benar sebuah kejutan yang menyenangkan. Semoga hal ini bisa terus dia lakukan.
Selamat Ulang tahun ya kak, teriring doa-doa kami untukmu..

Akhirnya, aku dan suami juga sepakat untuk memperingati hari ulang tahun perkawinan kami dengan cara berbeda dari tahun sebelumnya.Tapi terasa lebih bermakna. Tanpa kue, tanpa nasi kuning. Hanya doa. Sebelas tahun perjalanan bersama ini bukanlah tahun yang sebentar, banyak sudah yang dilalui, suka, duka, tangis, bahagia, semua menjadi warna dalam hidup kami. Ditambah lagi dengan kehadiran anak-anak yang membuat hidup ini terasa  sempurna. Hanya dengan kesabaran ,keikhlasan dan keinginan saling memahami, semua bisa terlewati dengan baik. Kerikil, badai, dan ombak-ombak kecil semuanya adalah ujian dari Allah, agar kami saling memaafkan dan bisa memetik hikmah.
Alhamdulillah untuk semuanya ya Allah.
Dalam kesederhanaan, ada doa yang terucap, berharap agar kehidupan kami menjadi lebih baik dari sebelumnya,lebih saling mengerti, lebih sabar dan lebih Samara...,Aamiin Ya Robbal Alamin..
14/07/01-14/07/12
Happy Wedding Anniversary 
Tetaplah menjadi "yang paling sabar untukku.."


03 July 2012

Odot si penyambut tamu

Namanya Odot Dari penampakannya tak ada yang istimewa. Odot adalah kucing kampung yang tak sengaja mampir ke rumah kami saat badannya masih sebesar kepalan tangan orang dewasa. Tampang imut, suara full volume.Mengeong-ngeong minta perhatian.Suaranya cukup membuat siang yang panas jadi semakin panas. Dari semua yang ada di rumah, waktu itu cuma Tita yang serius kasih perhatian sama kucing kecil berbulu warna abu-abu itu.Kucing itu di ajak ngobrol, dibelai-belai, lalu di kasih nama Odot. Kucing itupun terlena dengan belaian si kakak dan langsung pulas di depan pintu.
Dan sejak itulah kucing baru itu menjadi tamu tetap di rumah kami.Meski ia tak jadi penghuni rumah, setiap hari dia selalu datang, pagi, sore dan malam. Seperti sedang berkunjung.Layaknya seorang, eh seekor tamu, dia selalu duduk tepat di depan pintu.Bahkan sampai sekarang saat Odot sudah bertambah besar dan mulai genit, dia tetap rutin berkunjung.Kalau dia datang, kami semua selalu menegur,
"Eh, Odot...,mau makan Dott?"
"Odot...,kamu dari mana?"

Akhirnya Odot seperti menjadi bagian dari anggota keluarga kami, meski ia tak sepenuh waktu di rumah.Rasanya dia seperti kucing piaraan kami. Soalnya setiap waktu makan dia selalu datang.Setelah makan, dia istirahat di depan pintu,dengan gaya yang selalu sama.

Hmm, setelah dipikir-pikir, asyik juga punya piaraan yang nggak jelas gitu.Maksudnya nggak harus tinggal di rumah. Apalagi Odot, kucing yang nggak pernah nyusahin. Berkat Odot, rumah kami seperti ada penunggu pintu sekaligus penyambut tamu. Nggak tahu juga sih, nanti kalo Odot sudah lebih gede alias udah jadi bapak-bapak kucing, apa dia masih mau jadi penyambut tamu di depan pintu rumah kami. Hm, semoga aja dia masih mau ya?