Ini kisah, sepasang kekasih yang dulu pernah merajut mimpi, saling berjanji untuk mewujudkan cita-cita bersama, mengarungi indahnya dunia. Namun tak bisa bersatu karena alam seolah menolak mereka, dan Tuhan pun tak ingin mereka bersama.
Suatu hari mereka dipertemukan kembali, dengan semua hal yang sangat berbeda.
Kata Si lelaki :
"aku beda sekarang, perutku gendut, mataku rabun. Rambutku ubanan"
(sedikit bergetar suaranya menolak tuk katakan cinta)
"Aku pun beda, kata Si wanita.
mataku juga rabun, rambutku pun tak lagi hitam, bahkan suaraku juga tak lagi lantang.
mereka terus berpacu mengucapkan segala perbedaan, menghindar untuk mungucap kata cinta.
Lalu, Si lelaki terdiam. Terbersit bimbang di matanya, mencoba melawan perasaan yang kini menyelinap di hatinya.
"Aku tau kamu beda sekarang" wanita itu memecah kebisuan.
"Dulu, kamu ucapkan cinta padaku, ketika mulutmu bau.
kamu Mabooook tau, matamu merah"
Aku takut melihat matamu, hingga aku tak bisa menangkap beningnya cintamu.
Kini, aku melihat cintamu dengan cara berbeda, kamu tau?
kini aku merasakan cintamu pada Tuhanmu. Itulah yang membuat aku dapat melihat kebeningan hatimu.
Taukah kamu? Aku tak hanya cinta padamu. Sekarang aku juga hormat padamu.
Lalu, lelaki itu tersenyum. Aku tak tau apa arti senyum itu. Aku juga tak tau apa akhir dari cerita mereka sekarang. Tapi kurasa, mereka tak lagi menyesali perpisahan itu, perpisahan yang membuat mereka semakin dekat pada Tuhannya, Sang Pemilik Segala Cinta.
Meskipun mereka harus membayarnya dengan deraian air mata.
No comments:
Post a Comment
Hai komentar kadang-kadang di moderasi untuk menghindari komentar spam ^^
Terima kasih sudah berkunjung ya.. :)