10 January 2018

Belajar Untuk Tidak Menunda





Hai, hai..
Nggak berasa ya,  hari ini udah masuk hari ke sepuluh di bulan Januari. Dan ini jadi postingan pertama di tahun 2018. Telat banget ya.. Hahaha, "better late than never". Nggak ada polisi yang patroli, kok.. ;)

Tahun 2017, saya dapat banyak banget pelajaran hidup. Suka dan duka tentu saja ada. Bahkan saya mendapatkan pencapaian luar biasa yang nggak pernah saya duga. Alhamdulillah rasanya bersyukur banget. Meski ada juga sih beberapa penyesalan yang muncul karena beberapa persoalan yang mestinya bisa diselesaikan. Tapi, sekali lagi, saya harus mengingat bahwa segala sesuatu itu, kalau memang harus terjadi, ya.. terjadi. Kita gak bisa menghindar. Sudah jalannya begitu. Jadi kita hanya bisa belajar dan mengambil hikmah dari satu kejadian. Belajar supaya bisa lebih dewasa dalam menyikapi persoalan apapun.

Pelajaran penting lainnya yang harus saya sikapi dan segera ubah, adalah kebiasaan menunda. Entah mengapa, kebiasaan menunda saya semakin memburuk. Kadang untuk hal yang sepele pun saya tunda juga. Sama seperti ketika saya membaca sebuah tulisan lama, milik sahabat blogger saya Astin Astanti  pengalamannya tentang menunda, (meski dalam bentuk berbeda)  persis banget seperti yang saya alami. Seperti kemaren, rasanya kesel dan marah sama diri sendiri.

Sebelumnya, nggak sengaja saya melirik ke bawah meja belajar di kamar anak-anak. Nggak seperti biasanya, Si adek menumpuk beberapa buku pelajarannya di bawah meja. Dalam hati saya udah berpikir, kayaknya dia buru-buru saat mengeluarkan buku pelajaran dari dalam tas. Saya sudah ingin memindahkan buku-buku tersebut ke rak atas. Tapi, entah mengapa nggak jadi saya lakukan. Saya menundanya. Padahal sudah sempat terlintas di pikiran, "ini kalo tiba-tiba banjir, bisa basah semua nih, buku.."

Hm, mungkin ada yang bertanya, apa rumah saya pernah kebanjiran?

Banjir yang saya maksud, bukan seperti banjir yang datang pada saat curah hujan sangat tinggi pada musimnya. Ini banjir yang datang dari selang mesin cuci yang lupa diarahkan ke kamar mandi. Beberapa kali sempat terjadi. Akibatnya membuat heboh. Airnya masuk sampai ke kamar. Menyebabkan rak buku yang bahannya terbuat dari serbuk kayu padat, jadi lembab. Dua, tiga kali kena genangan air lama-lama jadi rusak dan gak bisa dipakai lagi. Kesalnya saya, jangan ditanya.. :(

Balik lagi ke masalah tadi, pikiran yang sempat terlintas ternyata benar-benar terjadi beberapa jam kemudian. Saat mesin cuci sedang dalam proses mengeringkan, air yang keluar dari selang yang tidak pada tempatnya, tumpah ruah memenuhi dapur, masuk terus ke tempat yang lebih rendah. Yaitu kamar anak-anak.

Tanpa ampun airnya menggenang dan membasahi buku di tumpukan paling bawah. Mengorbankan dua buku paket yang cukup tebal, kumpulan kertas ulangan dan dua  buku catatan. Sulit menjelaskan bagaimana perasaan panik saya saat menyelamatkan buku-buku itu. Lengkap dengan rasa marah pada diri sendiri. Menyesal karena mengabaikan apa yang sempat terlintas di pikiran. Menyesal karena menunda memindahkan selang ke tempat yang seharusnya.

Karena kelalaian saya, usai membersihkan bekas banjir, saya jadi punya pekerjaan tambahan. Buku-buku yang basah harus dikeringkan. kalau nggak cepat dikeringkan, lembarannya akan jadi lengket satu sama lain. Hari gini susah banget cari buku. Apalagi buku pinjaman dari sekolah. Nggak mungkin saya bisa mencari gantinya dalam waktu singkat.

Akhirnya, sepanjang siang saya menyetrika lembar demi lembar buku supaya cepat kering. Hair driyer nggak bisa diharapkan karena lembar buku yang basah akan mudah robek. Huuft, saya harus mengganti kelalaian saya dengan waktu yang tersita. Andai saya mendengar bisik hati saya.. andai saya bergerak lebih cepat pasti semua nggak akan terjadi.

Lihat kan betapa buruknya akibat suka menunda..

Sebenarnya, masih banyak lagi penundaan lain yang kalau dihitung-hitung sangat merugikan dan membuat lelah. Bisa dibilang saya sudah bosan dan nggak mau kejadian lagi.

Akhirnya saya putuskan, sudah saatnya saya melawan monster penunda yang bersarang di dalam diri saya. Saya nggak akan membiarkan diri saya menunda-nunda lagi.

Mulai dari saat ini, besok dan seterusnya..


















bm

Hai, terima kasih sudah mampir dan membaca tulisan saya. Have a Nice Day! Salam :)

1 komentar:

Hai komentar kadang-kadang di moderasi untuk menghindari komentar spam ^^
Terima kasih sudah berkunjung ya.. :)

  1. Bisa dimulai dengan membiasakannya, memang perlu latihan untuk mengulangi kebiasaan yang baik. Kadang kan kita balik lagi ke kebiasaan lama, tapi coba dicatat aja trus ditempel di cermin supaya kita ingat. Setelah kita sudah terbiasa tidak menunda kita tidak perlu mengingat lagi itu sudah jadi otomatis dilakukan :)
    Saya juga masih berusaha melatih kebiasaan-kebiasaan baik tahun ini mbak, salah satunya juga untuk tidak menunda-nunda. Semoga kita sama-sama berhasil ya...

    ReplyDelete
avatar
Admin Sejenak Bercerita Online
Welcome to Sejenak Bercerita theme
Chat with WhatsApp